Revolusi Industri 4.0: Transformasi Digital, Tantangan, Peluang

  Apa itu Revolusi Industri 4.0? Dari perspektif Angela Merkel (2013), definisi  Revolusi Industri 4.0 adalah transformasi  komprehensif yang mencakup semua aspek produksi dari industri melalui perpaduan teknologi digital dan internet dengan industri tradisional. 

1. Perkembangan Revolusi Industri 1.0 hingga 4.0

 Sebelum Revolusi Industri Pertama, manusia  hanya  menggunakan tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga hidrolik atau tenaga angin untuk menghasilkan barang dan jasa. Tentu saja, semuanya memiliki keterbatasan dalam hal kuantitas yang dapat diproduksi, kecepatan produksi, serta efisiensi dan efektivitas. Revolusi Industri pertama, juga dikenal sebagai Revolusi Industri 1.0, dimulai pada tahun 1776 dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt. Meskipun bukan mesin uap pertama, keunggulan mesin uap James Watt adalah jauh lebih efisien daripada mesin uap pra-1776. 

 Mesin uap ini menggunakan kayu dan batu bara sebagai bahan bakar. Sebagai bukti efisiensinya, mesin uap ini dapat menggerakkan kapal selama 24 jam sehari. Sejak ditemukannya mesin ini, negara-negara kolonial Eropa mulai memperluas wilayahnya dan menjajah kerajaan dan sultan di  Afrika dan Asia. Selain kolonialisme, dampak lain dari penggunaan mesin uap dalam jumlah besar untuk menghasilkan berbagai produk industri, tentu saja, adalah polusi. 

 Setelah itu, Revolusi Industri 2.0 muncul, dan sejak tahun 1870, produksi massal barang dilakukan  dengan menggunakan  energi listrik di jalur perakitan. 

 Kemudian, dengan munculnya komputer, Revolusi Industri 3.0 muncul sekitar tahun 1989, ketika otomasi industri dan manufaktur dikembangkan. 

 Setelah itu, kita akan memasuki Revolusi Industri 4.0. Dengan Revolusi Industri 4.0,  penggunaan besar-besaran teknologi nirkabel dan  data besar akan mengkonsolidasikan aktivitas manufaktur, membuat penggunaan data lebih efisien pada sistem server, dan mengkonsolidasikan semua aktivitas otomatisasi ke dalam satu sistem. 

2. Transformasi Digital dan Revolusi Industri 4.0 

 Revolusi Industri 4.0 juga erat kaitannya dengan konsep transformasi digital. Transformasi digital sendiri dipahami sebagai perubahan yang diakibatkan oleh penerapan teknologi digital di segala bidang kehidupan masyarakat. 

 Organisasi atau perusahaan yang ingin melakukan proses transformasi digital perlu beradaptasi dengan perubahan budaya yang dihasilkan dari penggunaan teknologi digital. Menurut sebuah survei, 57%  perusahaan di seluruh dunia melakukan digitalisasi. Sekitar sepertiga dari mereka gagal. 

 Kesalahan ini terutama disebabkan oleh pemahaman yang lengkap tentang proses transformasi digital. Ini bukan hanya tentang membuat versi digital dari  produk fisik, tetapi juga tentang mengubah perilaku konsumen, karyawan, dan berbagai aspek budaya lainnya. 

 Ada empat komponen untuk mendukung transformasi digital. Artinya, karyawan yang berwenang, pelanggan yang terlibat, produk yang diubah, dan operasi yang disederhanakan [2]. 

3. Tantangan dan Peluang Revolusi Industri 4.0 

 Saat ini, berbagai jenis kebutuhan manusia secara luas mengadopsi dukungan untuk Internet dan dunia digital sebagai sarana interaksi dan transaksi. Sharing economy misalnya, Tekniksaurus.com , Airbnb, Swap.com, Zopa, Bcycle, Fillrite flow meter Indonesia, BookMooch, Zilok.com, Zipcar, dan Netflix adalah favorit remaja. Contoh pendidikan termasuk Coursera, Audacity, Canvas Network, Edx, NovoED, Iversity, Open2Study, dan FutureLearn. 

 

Komentar